Senin, 30 November 2009

Mendidik Sebagai Sebuah Panggilan


“Siapa yang tidak tahu profesi guru ?” Memandang profesi seorang guru harus sebagai sebuah panggilan hidup, niscaya kita akan mengalami kebahagiaan, kedamaian dan merasa bernilai.
Menjalani profesi seorang guru sama halnya dengan profesi dokter atau perawat adalah sebuah paggilan hidup. Dimana kita berusaha untuk membantu mengembangkan anak didik yang dipercayakan pada kita untuk menjadi lebih sempurna, sehingga seorang guru pasti berkorban untuk berusaha membantu siswa-siswinya maju. “Kalau mau jadi seorang milyuner, jangan menjadi guru”, demikian di ungkap Rm. Paulus Suparno, SJ, saat memberikan penyegaran rohani bagi guru dan karyawan Yayasan Insan Mandiri Denpasar Perwakilan Lombok. Melalui pernyataan itu, rm. Paul, demikian biasa beliau disapa, mengajak para guru dan pegawai di lingkungan Yayasan Insan Mandiri ini untuk mengutamakan pelayanannya ini menjadi sebuah panggilan hidup dari pada mengejar materi.
Kegiatan yang berlangsung 3 hari, sejak 27 – 29 November 2009 ini, mengambil tema : Integritas Panggilan Seorang Pendidik”. Acara yang merupakan agenda rutin setiap tahun ini, diikuti oleh ± 150 orang terdiri dari kepala sekolah, guru dan pegawai di lingkungan Yayasan Insan Mandiri Denpasar Perwakilan Lombok.
Dalam kesempatan ini, Rm. Paul seorang Imam Jesuit dan juga mantan rektor Universitas Sanata Darma Yogyakarta ini, mengajak kita semua merefleksikan kembali panggilan kita sebagai seorang guru. Dalam keseharian tugas kita mendampingi anak didik tentu banyak suka dan duka kita lewati. Dalam hal ini Rm. Paul menguatkan kita semua, untuk melihat semua itu sebagai hal yang harus dilewati dalam menjalani tugas panggilan dan perutusan ini. Seorang guru juga harus mempunyai rasa kasih pada anak didiknya, harus lebih mengerti persoalan yang dihadapi anak-anak dan mampu memberikan bantuan untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi anak. Selain sebagai sebuah panggilan hidup, guru sebagai seorang pendidik lewat bidang studi yang diajarkannya juga harus mampu membantu anak didiknya menjadi lebih cerdas dan baik, mampu memberikan pendidikan nilai. Dalam kesempatan itu, Rm. Paul juga mengajak para peserta untuk selalu menumbuhkan budaya kerjasama secara sinergis dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. “Komunikasi sinergis dalam sebuah sekolah akan membuka hati, pikiran, ekspresi pada sesuatu yang baru, sehingga akan membawa kemajuan bagi sekolah tersebut”, demikian tegasnya.
Dalam kegiatan ini peserta juga diajak mensharingkan pengalaman-pengalaman mereka dalam keseharian melaksanakan tugas di unit kerja masing-masing. Sehingga di harapkan melalui sharing ini, semakin meneguhkan dan semakin memperkaya pengalaman satu dengan yang lain. Kegiatan ini sendiri di tutup dengan Misa Kudus, sekaligus merayakan Hari Minggu Adven I.
Dalam kesempatan penutupan, ketua BPK Yayasan Insan Mandiri Denpasar Perwakilan Lombok, Bpk. A. I Nyoman Sukertha, menegaskan pada setiap peserta untuk benar-benar membawa hasil penyegaran rohani ini menjadi sebuah kekuatan baru dalam melaksanakan tugas di unit masing-masing sehingga dapat mewujudkan ciri pendidikan Katolik yang kental akan nilai cinta dan kasih. Semoga….

Mid Praktek Kelas 9 Semester Gasal 2016

Soal : 1. Sebutkan beberapa layanan yang ada di internet, kemudian jelaskan ! 2. Jelaskan cara pembuatan email Jawaban diketik di MS Wor...